Wujud dan Harap
- poetrynaut
- May 23, 2020
- 1 min read
Updated: Nov 15, 2020
Ingatkah dirimu akan langit sore itu?
Meninggalkan jejak cahaya seraya kaki kita berjalan
Warnamu oranye, merah - seperti syahdu tenggelamnya mentari
Aku hijau - warna kehidupan
Kamu tersenyum pada seluruh lagu yang kunyanyikan
Nada-nada lirih yang belum pernah kamu dengar
Terlintas ingin untuk menjaga kekal bahagiamu
Kala itu
Ingatkah dirimu akan pepohonan pagi itu?
Sajak tanya yang kuucapkan
Warnamu perak, biru - seperti bulan di dua tahun sekali
Aku emas - mentari musim panas
Suatu hari kamu inginkan lagu lain
Nada yang belum pernah teralun di bibir ini
Dengan melodi yang kasar, kata-kata yang tak membentuk makna
Saat daun terakhir gugur - kau tetap disana
Wujudmu adalah percikan api
Di tengah kenihilan udara
Di ketinggian saat wajah menengadah
Dirimu tercipta - untuk mencipta
Cahayamu redup dan terang
Bukan kilau semu - layaknya kebanyakan diluar sana
Hangat dan dingin
Memadu dengan dinamika keras dan lembut tuturku
Selalu ada sedikitmu yang membuat rindu
Bukan melalui jarak -
Melalui arti dari harap yang memuncak
Melalui kagum dari jiwa yang tergelak
Kamu,
Yang masih menunggu harapan
Bersemangatlah - lelahmu akan menjadi doa
Bersandarlah - senyumku menanti tak putus asa






Comments